I. SEJARAH NEGARA
Singapura memainkan peranan yang kecil di dalam perkembangan sejarah Asia Tenggara sampai Sir Stamford Raffles mendirikan sebuah pelabuhan Inggris di sana. Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, Singapura telah berubah menjadi pelabuhan yang amat strategis mengingat letaknya yang ada di tengah-tengah jalur perdagangan di antara India dan Cina yang akhirnya menjadi antara pelabuhan yang terpenting di dunia sampai hari ini. Semasa Perang Dunia II, Singapura telah diduduki oleh tentara Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Selepas perang, penduduk setempat dibenarkan menjalankan pemerintahan sendiri tetapi masih belum mencapai kemerdekaan. Seterusnya pada tahun 1963 Singapura telah bergabung dengan Tanah Melayu bersama-sama dengan Sabah dan Sarawak untuk membentuk Malaysia. Tetapi Singapura dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah Republik pada 9 Agustus 1965.
Sejarah Silam
Pada masa silam sekitar abad ke 14, Pulau Singapura merupakan sebagian dari Kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek (“Kota Laut”).
Dipercayai bahwa Singapura merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu sebelum ia diduduki oleh Sir Stamford Raffles. Ini berdasarkan tulisan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi yang menyatakan ketika Singapura dibersihkan, bukit yang terdapat di situ telah dikenali sebagai bukit larangan, dan terdapat banyak pohon buah yang ditanam di situ.
Selain itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi turut menyatakan ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran tulisan yang tidak dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu menunjukkan Singapura telah menjadi sebuah pusat administrasi sejak silam lama sebelum tibanya pihak Inggris.
Malangnya prasasti itu telah dimusnahkan tidak lama selepas tibanya Inggris oleh seorang Insinyur Inggris. Bagaimanapun, terdapat nota mengenai sebuah salinan tulisan tersebut yang telah diantarkan ke London tetapi gagal ditafsirkan. Sekiranya catatan salinan tulisan itu dapat dijumpai kembali, ia bisa memberikan perkiraan kapan ia diukir melalui terjemahan ataupun sekiranya masih gagal diterjemahkan, melalui jenis tulisan yang digunakan.
Pendirian Singapura Modern (1819)
Di antara abad ke-16 dan kurun ke-19, Kepulauan Melayu secara berangsur-angsur menjadi milik penjajah dari Eropa. Permulaan penjajahan dari Barat bermula saat Portugis tiba di Malaka pada tahun 1509. Manakala pada kurun ke-17, Belanda telah menguasai kebanyakan pelabuhan utama di Kepulauan Melayu. Pihak Belanda telah memonopoli semua perdagangan rempah-rempah yang pada saat itu merupakan bahan perdagangan yang penting. Penjajah Eropa yang lain termasuk Inggris, Cuma mempunyai hak perdagangan yang kecil.
Pada tahun 1818, Sir Stamford Raffles telah dilantik menjadi gubernur di salah satu pelabuhan Inggris yaitu di Bengkulu, Sumatra. Raffles percaya bahwa Inggris perlu mencari jalan untuk menjadi penguasa dominan di rantau ini. Salah satu jalan ialah dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Malaka. Pelabuhan Inggris yang sudah ada seperti Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Malaka sedangkan Bengkulu menghadap Selat Sunda.
Pada Tahun 1818, ia telah berhasil meyakinkan East Indies Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru di rantau ini.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819. Dia menjumpai sebuah Perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena kakandanya, Tengku Hussein tidak ada semasa ayahnya meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah pada 6 Februari 1819.
Perkembangan Awal (1819-1826)
Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama kemudian selepas menandatangani perjanjian dengan Johor. William Farquhar mengetuai koloni baru Inggris ini dengan bantuan sepasukan laskar Inggris.
Di balik masalah-masalah yang dihadapinya, Singapura berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas. Pedagang-pedagang Arab, Tiong Hoa dan India menjadikannya tempat persinggahan mereka.
Strait Settlements (1826-1867)
Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat Kerajaan Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya. Pada mulanya Kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia Timur Inggris bersimpati dengan masalah ini tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat Inggris bahwa mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan Singapura.
Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 yang mana Kepulauan Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Malaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan di sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826, Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Malaka tergolong di bawah satu pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat.
Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk menguasai Asia Tenggara ialah faktor ekonomi. Singapura yang merupakan pangkalan utama Militer Sekutu ialah sasaran utama Jepang.
Di Singapura banyak yang beranggapan bahwa Jepang akan menyerangnya terlebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Pihak Inggris bersedia saat menyediakan antara kontingen perang terbaiknya. Hal ini termasuk pengantaran kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal perang HMS Repulse. Mereka juga mengantar beberapa kapal perang yang lain.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan. Selepas dua hari laskar-laskar Jepang mendarat, kapal Prince of Wales dan kapal Repulse tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang terus maju ke seluruh Tanah Melayu menyebabkan tentara Inggris mundur ke selatan ke Singapura. Menjelang 31 Januari 1942, selepas 55 hari bermulanya penyerangan tentara Jepang, tentara Jepang sudah berhasil menguasai keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia untuk menyerang Singapura.
Selepas beberapa pertempuran, Letnan Jenderal Arthur Ernest Percival dan laskar-laskar Inggris menyerah kalah kepada Jenderal Yamashita Tomoyuki pada Tahun Baru Imlek yaitu 15 Februari 1942. Lebih kurang 130.000 laskar India, Australia, dan Inggris menjadi tahanan perang. Jatuhnya Singapura merupakan penyerahan kalah terbesar British dalam sejarah.
Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to (“Cahaya Selatan”) dalam bahasa Jepang. Singapura diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Pemerintahan Sendiri (1955-1963)
Ketua Front Buruh, David Marshall menjadi Ketua Menteri Singapura yang pertama. Dia memerintah sebuah pemerintahan yang tidak stabil dan mengakibatkan terjadinya peristiwa mogok besar-besaran. Pada bulan April 1956, dia ke London untuk berbincang mengenai kemerdekaan Singapura tetapi tidak berhasil karena pengaruh komunis di Singapura. Marshall terus menekan Inggris bahwa dia akan meletakkan jabatan sekiranya Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada Singapura. Tetapi Inggris langsung tidak menghiraukan gugatan Marshall dan akhirnya dia terpaksa melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura seterusnya ialah Lim Yew Hock. Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua kesatuan sekerja dan anggota-anggota pro-komunis.
Tindakan tegas Lim Yew Hock menyebabkan Inggris setuju untuk memberikan pemerintahan sendiri kepada Singapura.
Membentuk Persekutuan Malaysia (1963-1965)
Pada 16 September 1963, Inggris setuju untuk menyerahkan Singapura, Sabah, dan Sarawak untuk bergabung dengan Persekutuan Tanah Melayu supaya Federasi Malaysia dapat dibentuk . Selepas menyertai Malaysia, partai politik utama Singapura yaitu People’s Action Party memenangi pemilu Singapura. Tindakan PAP yang sering menyuarakan ketidakpuasan mengenai keistimewaan kaum Bumiputera.
Banyak anggota United Malays National Organisation mendesak pemerintah federasi supaya menangkap Lee Kuan Yew. Jadi pada 7 Agustus1965, Tunku Abdul Rahman Putra membuang Singapura dari Malaysia. Banyak rakyat Malaysia menganggap tindakan ini sebagai satu kerugian karena menurut mereka banyak lagi cara lain untuk menjaga keamanan Singapura.
Pada masa inilah terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia. 3 marinir Indonesia, yakni Harun Thohir, Usman Janatin, dan Gani bin Arup meledakkan MacDonnald House di Singapura pada tahun 1965. Mereka melarikan diri, namun 2 orang di antara mereka, yakni Harun dan Usman dapat ditangkap dan 3 tahun kemudian dihukum gantung meskipun Indonesia sudah memintakan pengampunan, sebab pada tahun 1968 itu Presiden Soekarno sudah jatuh dan digantikan Soeharto yang pada saat itu didukung Negara Barat yang tidak perlu dikhawatirkan Lee Kuan Yew.
Republik Singapura (1965-sekarang)
Selepas keluarnya dari Malaysia, Singapura mulai muncul sebagai kuasa perdagangan dunia. Banyak fasilitas dan kemajuan dicapai semasa pemerintahan Lee Kuan Yew.
Pada tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur dari politik dan memberi kuasa pemerintahan kepada Goh Chok Tong meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri dan memberi jalur kepada anak Lee Kuan Yew yaitu Lee Hsien Loong untuk memerintah.
Singapura berbentuk Republik, namun Presiden hanya sebagai simbol. Kepala pemerintahannya seorang perdana menteri. Singapura adalah negara kota. Ibukota sekaligus kota terbesarnya adalah Singapura.
II. LETAK, BATAS, DAN LUAS NEGARA
Secara astronomis, Singapura terletak antara 1˚15’LU-1˚26’LU dan antara 103˚38’BT-104˚5’BT.
Batas-batas geografis Singapura :
1. Sebelah utara :Malaysia (terpisah oleh Selat Johor), Laut China Selatan
2. Sebelah barat :Malaysia Indonesia
3. Sebelah selatan :Indonesia
4. Sebelah timur :Indonesia, Malaysia.
Luas negara Singapura adalah 697.1 km2. Luasnya hampir sama dengan kota Jakarta (664 km2).
Singapura adalah negara kecil. Untuk memperluas wilayahnya, Singapura telah melakukan reklamasi pantai. Hutan bakau nyaris habis berubah menjadi daratan. Beberapa pulau kecil juga direklamasi hingga tergabung menjadi pulau yang lebih besar.
Reklamasi telah dimulai sejak tahun 1960-an. Luas wilayah Singapura saat ini mencapai 699 km2. Luas tersebut diperkirakan masih akan bertambah.
III. BENTANG ALAM
Singapura berada di ujung Semenanjung Malaysia yang dipisahkan Selat Johor dari Malaysia. Wilayahnya menyerupai bentuk intan, terdiri dari sebuah pulau besar, yaitu Pulau Singapura, dan beberapa pulau kecil, seperti Pulau Tekong Besar, Sentosa, Ubin, dan Eyer Chawan.
Karakter fisik wilayah Singapura bervariasi. Bagian utara dan tengah berbukit-bukit, bagian timur berupa dataran rendah, sedangkan di bagian barat daya terdiri dari lembah dan rawa.
IV. IKLIM
Singapura memiliki iklim tropis. Suhu rata-rata tahunan 25˚C dan curah hujan 2.500 mm per tahun. Hujan berlangsung bulan November-Maret. Pada periode tersebut di Singapura bertiup angin muson timur laut yang basah.
Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah wilayah perbukitan tengah. Bulan April-September bertiup angin muson barat daya yang kering. Bulan Juni-Juli merupakan bulan terpanas.
V. KEADAAN PENDUDUK
Singapura termasuk negara berpenduduk terpadat di dunia. Lahan untuk pemukiman sudah sangat sempit. 85 % penduduk Singapura tinggal di rumah susun (apartemen). Tahun 2008, jumlah penduduk Singapura mencapai ± 4.608.167 jiwa, dengan angka pertumbuhan 1,08%.
Mayoritas penduduk Singapura adalah etnis Cina (77,3%). Selebihnya adalah Melayu (14,1%), India dan Pakistan (7,3%), dan etnis lain (1,3%).
Mayoritas penduduk beretnis India/Pakistan memeluk agama Islam. Agama lain yang hidup di Singapura adalah Buddha, Kong Hu Chu, Tao, Hindu, dan Kristen. Bahasa resmi yang digunakan di Singapura adalah bahasa Inggris, Melayu, Cina, dan Tamil.
VI. PEREKONOMIAN PENDUDUK
Singapura memainkan peranan yang kecil di dalam perkembangan sejarah Asia Tenggara sampai Sir Stamford Raffles mendirikan sebuah pelabuhan Inggris di sana. Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, Singapura telah berubah menjadi pelabuhan yang amat strategis mengingat letaknya yang ada di tengah-tengah jalur perdagangan di antara India dan Cina yang akhirnya menjadi antara pelabuhan yang terpenting di dunia sampai hari ini. Semasa Perang Dunia II, Singapura telah diduduki oleh tentara Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Selepas perang, penduduk setempat dibenarkan menjalankan pemerintahan sendiri tetapi masih belum mencapai kemerdekaan. Seterusnya pada tahun 1963 Singapura telah bergabung dengan Tanah Melayu bersama-sama dengan Sabah dan Sarawak untuk membentuk Malaysia. Tetapi Singapura dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah Republik pada 9 Agustus 1965.
Sejarah Silam
Pada masa silam sekitar abad ke 14, Pulau Singapura merupakan sebagian dari Kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek (“Kota Laut”).
Dipercayai bahwa Singapura merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu sebelum ia diduduki oleh Sir Stamford Raffles. Ini berdasarkan tulisan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi yang menyatakan ketika Singapura dibersihkan, bukit yang terdapat di situ telah dikenali sebagai bukit larangan, dan terdapat banyak pohon buah yang ditanam di situ.
Selain itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi turut menyatakan ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran tulisan yang tidak dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu menunjukkan Singapura telah menjadi sebuah pusat administrasi sejak silam lama sebelum tibanya pihak Inggris.
Malangnya prasasti itu telah dimusnahkan tidak lama selepas tibanya Inggris oleh seorang Insinyur Inggris. Bagaimanapun, terdapat nota mengenai sebuah salinan tulisan tersebut yang telah diantarkan ke London tetapi gagal ditafsirkan. Sekiranya catatan salinan tulisan itu dapat dijumpai kembali, ia bisa memberikan perkiraan kapan ia diukir melalui terjemahan ataupun sekiranya masih gagal diterjemahkan, melalui jenis tulisan yang digunakan.
Pendirian Singapura Modern (1819)
Di antara abad ke-16 dan kurun ke-19, Kepulauan Melayu secara berangsur-angsur menjadi milik penjajah dari Eropa. Permulaan penjajahan dari Barat bermula saat Portugis tiba di Malaka pada tahun 1509. Manakala pada kurun ke-17, Belanda telah menguasai kebanyakan pelabuhan utama di Kepulauan Melayu. Pihak Belanda telah memonopoli semua perdagangan rempah-rempah yang pada saat itu merupakan bahan perdagangan yang penting. Penjajah Eropa yang lain termasuk Inggris, Cuma mempunyai hak perdagangan yang kecil.
Pada tahun 1818, Sir Stamford Raffles telah dilantik menjadi gubernur di salah satu pelabuhan Inggris yaitu di Bengkulu, Sumatra. Raffles percaya bahwa Inggris perlu mencari jalan untuk menjadi penguasa dominan di rantau ini. Salah satu jalan ialah dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Malaka. Pelabuhan Inggris yang sudah ada seperti Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Malaka sedangkan Bengkulu menghadap Selat Sunda.
Pada Tahun 1818, ia telah berhasil meyakinkan East Indies Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru di rantau ini.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819. Dia menjumpai sebuah Perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena kakandanya, Tengku Hussein tidak ada semasa ayahnya meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah pada 6 Februari 1819.
Perkembangan Awal (1819-1826)
Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama kemudian selepas menandatangani perjanjian dengan Johor. William Farquhar mengetuai koloni baru Inggris ini dengan bantuan sepasukan laskar Inggris.
Di balik masalah-masalah yang dihadapinya, Singapura berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas. Pedagang-pedagang Arab, Tiong Hoa dan India menjadikannya tempat persinggahan mereka.
Strait Settlements (1826-1867)
Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat Kerajaan Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya. Pada mulanya Kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia Timur Inggris bersimpati dengan masalah ini tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat Inggris bahwa mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan Singapura.
Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 yang mana Kepulauan Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Malaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan di sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826, Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Malaka tergolong di bawah satu pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat.
Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk menguasai Asia Tenggara ialah faktor ekonomi. Singapura yang merupakan pangkalan utama Militer Sekutu ialah sasaran utama Jepang.
Di Singapura banyak yang beranggapan bahwa Jepang akan menyerangnya terlebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Pihak Inggris bersedia saat menyediakan antara kontingen perang terbaiknya. Hal ini termasuk pengantaran kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal perang HMS Repulse. Mereka juga mengantar beberapa kapal perang yang lain.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan. Selepas dua hari laskar-laskar Jepang mendarat, kapal Prince of Wales dan kapal Repulse tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang terus maju ke seluruh Tanah Melayu menyebabkan tentara Inggris mundur ke selatan ke Singapura. Menjelang 31 Januari 1942, selepas 55 hari bermulanya penyerangan tentara Jepang, tentara Jepang sudah berhasil menguasai keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia untuk menyerang Singapura.
Selepas beberapa pertempuran, Letnan Jenderal Arthur Ernest Percival dan laskar-laskar Inggris menyerah kalah kepada Jenderal Yamashita Tomoyuki pada Tahun Baru Imlek yaitu 15 Februari 1942. Lebih kurang 130.000 laskar India, Australia, dan Inggris menjadi tahanan perang. Jatuhnya Singapura merupakan penyerahan kalah terbesar British dalam sejarah.
Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to (“Cahaya Selatan”) dalam bahasa Jepang. Singapura diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Pemerintahan Sendiri (1955-1963)
Ketua Front Buruh, David Marshall menjadi Ketua Menteri Singapura yang pertama. Dia memerintah sebuah pemerintahan yang tidak stabil dan mengakibatkan terjadinya peristiwa mogok besar-besaran. Pada bulan April 1956, dia ke London untuk berbincang mengenai kemerdekaan Singapura tetapi tidak berhasil karena pengaruh komunis di Singapura. Marshall terus menekan Inggris bahwa dia akan meletakkan jabatan sekiranya Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada Singapura. Tetapi Inggris langsung tidak menghiraukan gugatan Marshall dan akhirnya dia terpaksa melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura seterusnya ialah Lim Yew Hock. Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua kesatuan sekerja dan anggota-anggota pro-komunis.
Tindakan tegas Lim Yew Hock menyebabkan Inggris setuju untuk memberikan pemerintahan sendiri kepada Singapura.
Membentuk Persekutuan Malaysia (1963-1965)
Pada 16 September 1963, Inggris setuju untuk menyerahkan Singapura, Sabah, dan Sarawak untuk bergabung dengan Persekutuan Tanah Melayu supaya Federasi Malaysia dapat dibentuk . Selepas menyertai Malaysia, partai politik utama Singapura yaitu People’s Action Party memenangi pemilu Singapura. Tindakan PAP yang sering menyuarakan ketidakpuasan mengenai keistimewaan kaum Bumiputera.
Banyak anggota United Malays National Organisation mendesak pemerintah federasi supaya menangkap Lee Kuan Yew. Jadi pada 7 Agustus1965, Tunku Abdul Rahman Putra membuang Singapura dari Malaysia. Banyak rakyat Malaysia menganggap tindakan ini sebagai satu kerugian karena menurut mereka banyak lagi cara lain untuk menjaga keamanan Singapura.
Pada masa inilah terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia. 3 marinir Indonesia, yakni Harun Thohir, Usman Janatin, dan Gani bin Arup meledakkan MacDonnald House di Singapura pada tahun 1965. Mereka melarikan diri, namun 2 orang di antara mereka, yakni Harun dan Usman dapat ditangkap dan 3 tahun kemudian dihukum gantung meskipun Indonesia sudah memintakan pengampunan, sebab pada tahun 1968 itu Presiden Soekarno sudah jatuh dan digantikan Soeharto yang pada saat itu didukung Negara Barat yang tidak perlu dikhawatirkan Lee Kuan Yew.
Republik Singapura (1965-sekarang)
Selepas keluarnya dari Malaysia, Singapura mulai muncul sebagai kuasa perdagangan dunia. Banyak fasilitas dan kemajuan dicapai semasa pemerintahan Lee Kuan Yew.
Pada tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur dari politik dan memberi kuasa pemerintahan kepada Goh Chok Tong meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri dan memberi jalur kepada anak Lee Kuan Yew yaitu Lee Hsien Loong untuk memerintah.
Singapura berbentuk Republik, namun Presiden hanya sebagai simbol. Kepala pemerintahannya seorang perdana menteri. Singapura adalah negara kota. Ibukota sekaligus kota terbesarnya adalah Singapura.
II. LETAK, BATAS, DAN LUAS NEGARA
Secara astronomis, Singapura terletak antara 1˚15’LU-1˚26’LU dan antara 103˚38’BT-104˚5’BT.
Batas-batas geografis Singapura :
1. Sebelah utara :Malaysia (terpisah oleh Selat Johor), Laut China Selatan
2. Sebelah barat :Malaysia Indonesia
3. Sebelah selatan :Indonesia
4. Sebelah timur :Indonesia, Malaysia.
Luas negara Singapura adalah 697.1 km2. Luasnya hampir sama dengan kota Jakarta (664 km2).
Singapura adalah negara kecil. Untuk memperluas wilayahnya, Singapura telah melakukan reklamasi pantai. Hutan bakau nyaris habis berubah menjadi daratan. Beberapa pulau kecil juga direklamasi hingga tergabung menjadi pulau yang lebih besar.
Reklamasi telah dimulai sejak tahun 1960-an. Luas wilayah Singapura saat ini mencapai 699 km2. Luas tersebut diperkirakan masih akan bertambah.
III. BENTANG ALAM
Singapura berada di ujung Semenanjung Malaysia yang dipisahkan Selat Johor dari Malaysia. Wilayahnya menyerupai bentuk intan, terdiri dari sebuah pulau besar, yaitu Pulau Singapura, dan beberapa pulau kecil, seperti Pulau Tekong Besar, Sentosa, Ubin, dan Eyer Chawan.
Karakter fisik wilayah Singapura bervariasi. Bagian utara dan tengah berbukit-bukit, bagian timur berupa dataran rendah, sedangkan di bagian barat daya terdiri dari lembah dan rawa.
IV. IKLIM
Singapura memiliki iklim tropis. Suhu rata-rata tahunan 25˚C dan curah hujan 2.500 mm per tahun. Hujan berlangsung bulan November-Maret. Pada periode tersebut di Singapura bertiup angin muson timur laut yang basah.
Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah wilayah perbukitan tengah. Bulan April-September bertiup angin muson barat daya yang kering. Bulan Juni-Juli merupakan bulan terpanas.
V. KEADAAN PENDUDUK
Singapura termasuk negara berpenduduk terpadat di dunia. Lahan untuk pemukiman sudah sangat sempit. 85 % penduduk Singapura tinggal di rumah susun (apartemen). Tahun 2008, jumlah penduduk Singapura mencapai ± 4.608.167 jiwa, dengan angka pertumbuhan 1,08%.
Mayoritas penduduk Singapura adalah etnis Cina (77,3%). Selebihnya adalah Melayu (14,1%), India dan Pakistan (7,3%), dan etnis lain (1,3%).
Mayoritas penduduk beretnis India/Pakistan memeluk agama Islam. Agama lain yang hidup di Singapura adalah Buddha, Kong Hu Chu, Tao, Hindu, dan Kristen. Bahasa resmi yang digunakan di Singapura adalah bahasa Inggris, Melayu, Cina, dan Tamil.
VI. PEREKONOMIAN PENDUDUK
Pendiri negara Singapura, Sir Thomas Stamford Raffles, sejak awal telah menetapkannya sebagai pusat perdagangan. Saat ini Singapura telah menjadi pusat perdagangan di kawasan Asia Tenggara, dengan berbagai sarana prasarana modern.
Singapura juga menjadi negara pelopor industri di kawasan Asia Tenggara. Industri Singapura meju pesat sejak negara ini berdiri sendiri. Kawasan industri yang penting terdapat di Jurong.
Industri utama adalah industri petrolium, pengolahan karet, makanan dan minuman, serta elektronik. Pembuatan dan perbaikan kapal menjadi industri baru yang penting. Singapura adalah salah satu dari negara berpendapatan terbesar di dunia.
Selain perdagangan dan industri , Singapura juga menjadi induk bank bagi banyak negara. Singapura juga merupakan negara tujuan wisata dan pendidikan.
Kegiatan pertanian dan peternakan di Singapura dilakukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pertanian dilakukan secara intensif dan hidroponik.
Hasil pertaniannya, antara lain buah-buahan, sayur-sayuran, serta bunga anggrek. Hasil peternakannya, antara lain daging babi dan unggas. Singapura tidak memiliki hasil tambang yang berarti.
Mata uang : Dollar Singapura ( S$)
Ekspor utama :Minyak, mesin industri, radio, televisi dan komponennya, komponen elektronik, pakaian, minuman ringan dan rokok.
Impor utama : Minyak mentah, baja dan alumunium, mesin industri, generator listrik, dan komponen elektronik
Pendapatan perkapita : US$ 24.740 (2004).
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar